Masuk ke kondisi terhipnosis (hypnotic trance) merupakan
suatu proses, di mana secara perlahan tapi pasti, perhatian klien
menjadi fokus hingga mencapai konsentrasi yang sangat tinggi.
2. SUGGESTIBILITY TEST:
Banyak hipnoterapis yang melakukan kesalahan besar dengan tidak melakukan uji sugestibilitas. Mereka percaya bSahwa mereka dapat melakukan teknik induksi yang sama terhadap setiap klien. Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak. Meskipun tidak selalu demikian.
Saat berada dalam kondisi terhipnosis, perhatian klien menjadi lebih
sempit dan lebih fokus. Pada saat inilah seorang hypnotherapist akan
memasukkan sugesti-sugesti positif yang diperlukan klien.
Kunci keberhasilan proses hipnoterapi adalah: Trust, Hope, Believe and Dicipline.
Proses hipnoterapi atau curative hypnosis meliputi:
1. PRE-TALK / PRE-INDUCTIONS / PRE-HYPNOSIS INTERVIEW:
1. PRE-TALK / PRE-INDUCTIONS / PRE-HYPNOSIS INTERVIEW:
Pada tahap awal ini therapist dan klien untuk pertama kalinya
bertemu. Setelah klien mengisi formulir mengenai data dirinya, terapis
membuka percakapan untuk membangun kepercayaan klien (trust),
menghilangkan rasa takut terhadap hipnoterapi (allaying fears), dan
menjawab semua pertanyaan klien mengenai hipnoterapi.
Agar proses Pre-Induction berlangsung dengan baik, maka sebelumnya
therapist harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari klien,
antara lain : hal yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang
diketahui klien terhadap hipnosis, dan seterusnya (gathering
informations).
Pre-Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan,
serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang therapist secara
mental terhadap klien (building rapport). Therapist juga akan membangun
ekspekstasi mental klien terhadap masalah yang dihadapinya (building
mental expectancy).
Pre-Induction merupakan tahapan yang bersifat kritis. Seringkali
kegagalan proses hypnosis diawali dari proses Pre-Induction yang tidak
tepat. Jadi ada beberapa hal yang dilakukan pada tahapan ini:
- Building and Maintaining Rapport.
- Allaying Fears.
- Gathering Informations.
- Building Mental Expectancy.
2. SUGGESTIBILITY TEST:
Banyak hipnoterapis yang melakukan kesalahan besar dengan tidak melakukan uji sugestibilitas. Mereka percaya bSahwa mereka dapat melakukan teknik induksi yang sama terhadap setiap klien. Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak. Meskipun tidak selalu demikian.
Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai “pemanasan”,
dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi. Uji
sugestibilitas juga membantu therapist untuk menentukan teknik induksi
yang terbaik bagi sang klien.
3. INDUCTION / INDUKSI:
Induksi, adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk
membawa pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious mind) ke
pikiran bawah sadar (subconscious mind) dengan cara mem-bypass critical factor kliennya.
Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks. Saat kita rileks, gelombang otak akan turun dari Beta, Alfa, Theta,
dan Delta. Semakin turun gelombang otak, klien akan semakin rileks,
sehingga berada dalam kondisi hypnotic trance.
Melalui data – data yang direkam dari Electroencephalography (EEG),
diidentifikasikan dari impuls elektrik yang dipancarkan oleh otak ada
empat macam frekuensi gelombang otak (brainwave) yang pokok.
Gelombang
otak manusia dipengaruhi oleh perbedaan fungsi otak kanan dan otak
kiri.Otak kanan berperan dalam menciptakan emosi, fantasi, imajinasi,
dan pikiran bawah sadar, sedangkan otak kiri sangat sadar, berfungsi
untuk berpikir, logis dan analitis.
Di bawah ini adalah urutan gelombang
otak manusia di dalam aktifitasnya:
Beta (13 – 30 cps) Normal: Contohnya pada saat kita aktif belajar, bekerja, kita dalam keadaan terjaga sepenuhnya.
Alpha (8 – 12 cps) Light Trance:
Contohnya pada saat kita santai atau melamun, berada dalam kondisi
trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur,
meditasi, fase awal untuk mengakses pikiran bawah sadar (subconscious).
Theta (4 – 7 cps ) Medium Trance:
Contohnya pada saat kita mengantuk, dan bersiap untuk tidur. Tidur
REM/Rapid Eye Movement, peningkatan produksi catecholamines (sangat
vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas,
pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan
pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi
mendalam, fase lebih dalam untuk mengakses pikiran bawah sadar
(subconscious mind).
Delta (1 – 3 cps) Deep Trance Kita tertidur dengan
sangat nyenyak, kadang mengigau, sukar dibangunkan. Di dalam konteks
hypnoterapy, keadaan ini disebut dengan somnabulism.
Proses hypnoterapy
dapat berlangsung jika gelombang otak klien sudah memasuki tahapan Alpha
sampai Theta.
Umumnya, selama proses hipnosis orang menjadi lebih reseptif (mudah
menerima) sugesti positif yang diberikan seorang hipnoterapis,
menyebabkan mereka berubah dalam cara merasakan, menerima saran,
kepercayaan terhadap suatu hal, pola berpikir dan berperilaku.
Ketrampilan seorang hipnoterapist, dan kerjasama dengan klien, sangat
diperlukan agar klien dapat memasuki alam hypnosis (dunia bawah sadar),
mulai dari dalam kondisi light trance sampai medium trance secara mudah.
Pemberian sugesti oleh seorang hipnoterapis tidak perlu dilakukan
pada saat klien berada dalam keadaan deep trance, karena klien tidak
dapat mendengar sugesti yang diberikan pada saat klien teridur.
Jika klien tertidur, biasanya sang hipnoterapist akan melakukan
tapping lembut di kening klien, agar klien dapat keluar dari kondisi
deep trance.
Sebaiknya jika ingin menjalani hypnoterapy, klien tidak
sedang dalam keadaan sangat capai atau mengantuk. Jika hanya ingin
tidur, dapat Anda lakukan di rumah saja karena tidur di rumah gratis,
jika Anda tertidur di tempat praktek seorang hipnoterapist, Anda tetap
harus membayarnya.
Therapist akan mengetahui kedalaman trance klien dengan melakukan
Depth Level Test (tingkat kedalaman trance klien). Depth Level Test
dilakukan dengan cara memberikan perintah sederhana yang berlawanan
dengan logika kesadaran biasa (conscious).
Beberapa Teknik Induksi: –
Eye Fixation – Progressive Relaxation – Mental Confusion – Mental
Misdirection – Loss of Equlibrium – dan lain lain.
4. DEEPENING:
Jika klien sudah memasuki trance, tetapi masih dianggap kurang dalam, terapis akan
membawa klien ke trance yang lebih dalam (deep alpha sampai theta).
Proses pendalaman trance ini dinamakan deepening.
5. SUGESTIONS:
Selanjutnya terapis akan memberikan sugesti-sugesti (saran) yang bersifat theurapeutic kepada klien.
Sugesti-sugesti ini yang diharapkan akan tertanam di pikiran bawah
sadar (sub-conscious mind) klien, dan menghasilkan perubahan positif /
perbaikan terhadap masalah yang dihadapi klien.
Therapist juga akan
memberi Post Hypnotic Suggestion, yaitu perubahan perilaku positif yang diharapkan terjadi setelah proses hipnoterapi selesai.
6. AWAKENING / TERMINATION:
Akhirnya terapis secara perlahan-lahan akan membangunkan klien dari
“tidur” hipnosisnya, dan membawanya ke keadaan yang sepenuhnya sadar
(conscious) atau kondisi gelombang otak Beta kembali.
7. SELF HYPNOSIS:
Setelah klien sadar, terapis mengevaluasi perasaan klien, dan kemudian mengajarkan klien untuk melakukan self hypnosis, karena pada inti dari hipnoterapi adalah Self Hypnosis.
No comments:
Post a Comment